Menghadapi abad ke-21, UNESCO melalui “The International Commission on Education
for the Twenty First Century” merekomendasikan pendidikan yang berkelanjutan
(seumur hidup) yang dilaksanakan berdasarkan empat pilar proses pembelajaran, yaitu:
Learning to know (belajar untuk menguasai. pengetahuan)
Learning to do (belajar untuk menguasai keterampilan ),
Learning to do (belajar untuk menguasai keterampilan ),
Learning to be (belajar untuk mengembangkan diri), dan
Learning to live together (belajar untuk hidup bermasyarakat).
Untuk dapat mewujudkan empat pilar pendidikan di era globalisasi informasi
sekarangini, para guru sebagai agen pembelajaran perlu menguasai dan menerapkan
TIK dalam pembelajaran di sekolah. Menurut Rosenberg (2001), dengan berkembangnya penggunaan TIK ada lima
pergeseran dalam proses pembelajaran yaitu:
(1) dari pelatihan ke penampilan,
(2) dari ruang kelas ke, di mana dan kapan saja,
(3) dari kertas ke “on line” atau saluran,
(4) dari fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, dan
(5) dari waktu siklus ke waktu nyata. Komunikasi sebagai media pendidikan
dilakukan dengan menggunakan media-media komunikasi seperti telepon, komputer,
internet, e-mail, dan sebagainya. Interaksi antara guru dan siswa tidak hanya
dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan dengan menggunakan
media-media tersebut. Guru dapat memberikan layanan tanpa harus berhadapan langsung
dengan siswa. Demikian pula siswa dapat memperoleh informasi dalam lingkup yang luas
dari berbagai sumber melalui cyber space atau ruang maya dengan menggunakan komputer atau internet.
Di sinilah peran guru untuk membuat kurikulumnya sendiri yang dapat membuat
peserta didik beajar secara aktif.
Hal yang paling mutakhir adalah berkembangnya apa yang disebut “cyber teaching” atau
pengajaran maya, yaitu proses pengajaran yang dilakukan dengan menggunakan internet. Istilah lain yang makin popuper saat ini ialah e-learning yaitu satu model pembelajaran dengan menggunakan media TIK khususnya internet.
Menurut Rosenberg (2001), e-learning merupakan satu penggunaan teknologi internet
dalam penyampaian pembelajaran dalam jangkauan luas yang belandaskan tiga kriteria
yaitu:
(1) e-learning merupakan jaringan dengan kemampuan untuk memperbaharui,
menyimpan, mendistribusi dan membagi materi ajar atau informasi,
(2) pengiriman sampai ke pengguna terakhir melalui komputer dengan menggunakan
teknologi internet yang standar, (3) memfokuskan pada pandangan yang paling luas tentang pembelajaran di balik
paradigma pembelajaran tradisional.
Sejalan dengan perkembangan itu pembelajaran yang pelaksanaannya didukung
oleh jasa teknologi seperti telepon, audio, video tape, transmisi satellite atau komputer
(Soekartawi, Haryono dan Librero, 2002).
Salah satu usaha mewuyjudkan e-learning yang efectif dan mudah mengakses
serta serba lengkap adalah ‘ http;//quipperschool.com” yang telah menvasilitasi
secara gratis para guru Indonesia yang ingin muridnya mudah belajar di mana
saja tanpa terikat pada kelas dan guru di sekolah
Selain itu quipperschoolol, sangat berpotensi dalam pembelajaran di sekolah dapat
juga memanfaatkannua dalam bentuk informasi/materi ajar dan tugas-tugas yang
sudah disesuaikan dengan jenjang sekolah dan kurikulum 2013.
Adanya https://www.quipperschool.com/id/index.html memungkinkan guru dan siswa dapat belajar menggunakan alat-alat
laboratorium atau praktikum tidak di laboratorium secara fisik, tetapi dengan menggunakan
media komputer. Perpustakaan elektronik (e-library) sekarang ini sudah menjangkau berbagai
sumber buku yang tak terbatas untuk bisa diakses tanpa harus membeli buku/sumber belajar
tersebut.
Globalisasi telah memicu kecenderungan pergeseran dalam dunia pendidikan dari
pendidikan tatap muka yang konvensional ke arah pendidikan yang lebih terbuka.
Globalisasi juga membawa peran yang sangat penting dalam mengarahkan dunia
pendidikan kita dengan memanfaatkan TIK dalam pembelajaran. Sebenarnya, ada
empat level pemanfaatan TIK untuk pendidikan menurut UNESCO, yaitu:
Globalisasi juga membawa peran yang sangat penting dalam mengarahkan dunia
pendidikan kita dengan memanfaatkan TIK dalam pembelajaran. Sebenarnya, ada
empat level pemanfaatan TIK untuk pendidikan menurut UNESCO, yaitu:
Level 1: Emerging - baru menyadari pentingnya TIK untuk pendidikan;
Level 2: Applying - baru mempelajari TIK (learning tom use ICT);
Level 3: Integrating - belajar melalui dan atau meng-gunakan TIK (using ICT to learn);
Level 4: Transforming - dimana TIK telah menjadi katalis efektifitas dan efisiensi pembelajaran
serta reformasi pendidikan secara umum.
Level 4: Transforming - dimana TIK telah menjadi katalis efektifitas dan efisiensi pembelajaran
serta reformasi pendidikan secara umum.
Salah satu bentuk produk TIK yang sedang “ngetrend” saat ini adalah internet yang berkembang
pesat di penghujung abad 20 dan di ambang abad 21.
pesat di penghujung abad 20 dan di ambang abad 21.
Kehadirannya https://www.quipperschool.com/id/index.html telah memberikan dampak yang cukup besar terhadap kehidupan umat manusia khususnya guru
dan murid dalam berbagai aspek dan dimensi. Internet merupakan salah satu instrumen dalam era
globalisasi yang telah menjadikan dunia ini menjadi transparan dan terhubungkan dengan sangat
mudah dan cepat tanpa mengenal batas-batas kewilayahan atau kebangsaan.
dan murid dalam berbagai aspek dan dimensi. Internet merupakan salah satu instrumen dalam era
globalisasi yang telah menjadikan dunia ini menjadi transparan dan terhubungkan dengan sangat
mudah dan cepat tanpa mengenal batas-batas kewilayahan atau kebangsaan.
Melalui internet setiap guru dan peserta didiknya dapat mengakses ke dunia global untuk memperoleh
informasi dalam berbagai bidang dan pada gilirannya akan memberikan pengaruh dalam keseluruhan
perilakunya khususnya dalam dunia pembelajaran .
informasi dalam berbagai bidang dan pada gilirannya akan memberikan pengaruh dalam keseluruhan
perilakunya khususnya dalam dunia pembelajaran .
Dalam kurun waktu yang amat cepat beberapa dasawarsa terakhir telah terjadi revolusi internet di berbagai
negara serta penggunaannya dalam berbagai bidang kehidupan. Keberadaan internet pada masa kini sudah
merupakan satu kebutuhan pokok manusia modern dalam menghadapi berbagai tantangan perkembangan global.
Kondisi ini sudah tentu akan memberikan dampak terhadap corak dan pola-pola kehidupan umat manusia secara keseluruhan.
negara serta penggunaannya dalam berbagai bidang kehidupan. Keberadaan internet pada masa kini sudah
merupakan satu kebutuhan pokok manusia modern dalam menghadapi berbagai tantangan perkembangan global.
Kondisi ini sudah tentu akan memberikan dampak terhadap corak dan pola-pola kehidupan umat manusia secara keseluruhan.
Dalam kaitan ini, https://www.quipperschool.com/id/index.htmll dalam menghadapi tantangan global, gapat meningkatkan
kualitas dirinya untuk beradaptasi dengan tuntutan yang berkembang pembelajaran
yang lebih effective dan fun.
https://www.quipperschool.com/index.html telah mengubah wajah pembelajaran yang berbeda dengan proses
pembelajaran tradisional yang ditandai dengan interaksi tatap muka antara
guru dengan siswa baik di kelas maupun di luar kelas.
Di masa-masa mendatang, arus informasi akan makin meningkat
melalui jaringan internet yang bersifat global di seluruh dunia dan menuntut
siapapun untuk beradaptasi dengan kecenderungan itu kalau tidak mau
ketinggalan jaman.
Dengan kondisi demikian, maka pendidikan khususnya proses pembelajaran
cepat atau lambat tidak dapat terlepas dari keberadaan komputer dan internet
sebagai alat bantu utama(Robin Paul Ajjelo, Rebooting: The Mind Starts at School).
Dalam tulisan tersebut dikemukakan bahwa ruang kelas di era millenium yang akan datang akan jauh berbeda dengan ruang kelas seperti sekarang ini yaitu dalam bentuk quipperschool sebagai tempat anak-anak melakukan aktivitas pembelajaran dengan pola belajar yang disebut “interactive learning pembelajaran interaktif melalui komputer dan internet. Anak-anak berhadapan dengan komputer dan melakukan aktivitas pembelajaran secara interaktif melalui jaringan internet untuk memperoleh materi belajar dari berbagai sumber belajar.
Anak akan melakukan kegiatan belajar yang sesuai dengan kondisi kemampuan
individualnya sehingga anak yang lambat atau cepat akan memperoleh pelayanan
pembelajaran yang sesuai dengan dirinya. Kurikulum dikembangkan sedemikian
rupa dalam bentuk yang lebih kenyal atau lunak dan fleksibel sesuai dengan
kondisi lingkungan dan kondisi anak sehingga memberikan peluang untuk
terjadinya proses pembelajaran maju berkelanjutan baik dalam dimensi waktu
maupun ruang dan materi. Robin Paul Ajjelo juga mengemukakan secara ilustratif bahwa di masa-masa
mendatang isi tas anak sekolah bukan lagi buku-buku dan alat tulis seperti
sekarang ini, akan tetapi berupa:
(1) komputer notebook dengan akses internet tanpa kabel, yang bermuatan materi-materi belajar yang berupa bahan bacaan, materi untuk dilihat atau didengar, dan
dilengkapi dengan kamera digital serta perekam suara,
(2) Jam tangan yang dilengkapi dengan data pribadi, uang elektronik, kode sekuriti untuk masuk rumah, kalkulator, dsb.
(3) Videophone bentuk saku dengan perangkat lunak, akses internet, permainan, musik, dan TV,
(4) alat-alat musik,
(5) alat olah raga, dan
(6) bingkisan untuk makan siang.
Hal itu menunjukkan bahwa segala kelengkapan anak sekolah di masa
itu nanti berupa perlengkapan yang bernuansa internet sebagai alat bantu belajar.semoga dengan waktu singkat quipper dan respon dari para guru dan siswa melalui kelas online dapat mewujkidkannya.
Namun yang masih menjadi masalah di negeri kita yang kaya ini, dan terdiri
dari berbagai pulau, hal di atas masih seperti mimpi karena struktur dan kultur s
erta SDM guru yang profesional belum merata dengan baik.
Di berbagai kota besar seperti Jakarta misalnya, beberapa sekolah maju dan
internasional telah mengaplikasikannya, tetapi buat sekolah-sekolah di daerah, mungkin masih jauh panggang dari api dalam mengaplikasikan TIK.
Meskipun quipperschoolhttps://www.quipperschool.com/id/index.html di internet telah terbukti banyak menunjang proses pembelajaran
anak secara lebih efektif dan produktif, namun di sisi lain masih banyak kelemahan
dan kekurangan.
Dari sisi kegairahan kadang-kadang anak-anak lebih bergairah dengan internetnya itu sendiri dibandingkan dengan materi yang dipelajari. Terkadang anak-anak lebih senang bermain games ketimbang materi yang diberikan oleh guru. Karena games sangat menarik peserta didik untuk rehat sejenak dari segala pembelajaran yang diterimanya di sekolah. Dapat juga terjadi proses pembelajaran yang terlalu bersifat individual sehingga mengurangi pembelajaran yang bersifat sosial.
Akhirnya dalam coretan sederhana ini penulis sebagai pengguna akun di
https://www.quipperschool.com/id/index.html agar quipper lebih eksis dan lebih mantap dalam mengemas materi ajar dan tugas-tugas yang menantang bagi para siswa di seluruh Indonesia. dan juga adanya kepedulian dari para pemimpin di lembaga-lembaga pendidikan di seluruh Indonesia untuk memotivasi siswa dan guru
untuk aktif memanfaatkan kelas online tersebut dengan penuh semangat dan
berkelanjutan. dan memang itulah pendapat penulis yang dapat memicu perjalanan
quipperschool yang sudah jelas akan meningkatkan kualitas pendidikan di seluruh
Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar