STRATEGI MENCATAT DENGAN OTAK KANAN.
Dari: Learning Revolution
oleh : Nuril anwar
Berapa banyak waktu dan tinta yang kita gunakan untuk mencatat pelajaran, yang akhirnya catatan tersebut tidak banyak membantu menyegarkan pikiran kita untuk mengingat informasiyang tercatat di dalamnya ?.Bayangkan betapa banyak waktu yang bisa kita hemat, ketika kita hanya perlu mencatat sekali dalam hanya 1 lembar kertas ukuran folio sebuah tema yang kalau dijabarkan memakan puluhan halaman buku, dan otak kita akan mengingatnya jauh lebih lama, kita hanya perlu membuka catatan 1 lembar kertas tadi saat mau menjelang ujian, dan dijamin otak anda akan mengingat informasi-informasi penting di tema tersebut.
Pengalaman inilah yang sering saya rasakan saat kuliah dulu, juga saat ini ketika ada tema menarik yang saya butuhkan, setelah membaca satu tema yang menarik, biasanya saya sediakan waktu beberapa menit, untuk menuliskan informasi-informasi penting di tema tersebut pada satu lembar kertas, dengan teknik mencatat tertentu (Sebentar lagi akan saya uraikan tekniknya), informasi-informasi penting tersebut otomatis
terpetakan dalam otak, selanjutnya, saat saya butuhkan informasi tersebut, saya tinggal melihat catatan yang 1 lembar tadi.
Bisa anda bayangkan, jika anda menguasai teknik ini, berapa banyak waktu yang bisa anda hemat, berikut kertas dan tintanya, dan betapa tinggi capaian prestasi akademik yang akan anda peroleh.
Dan hal ini sangat mungkin terjadi jika anda benar-benar menyimak teknik
mencatat yang akan saya uraikan di bawah ini. SEJARAH SINGKAT.
Agar anda tidak semakin penasaran, oke, saya mulai, teknik mencatat ini popular dengan nama teknik MIND MAPPING atau orang kita
sering menyebutnya dengan PETA PIKIRAN.
Teknik ini ditemukan dan
dipopulerkan oleh seorang jenius-kreatif Tony Buzan pada tahun 1970 an
dengan istilah Radiant Thinking.
Teknik mind map ini ternyata sejalan dengan cara kerja dan bentuk
anatomi sel-sel otak dalam menyerap dan menyimpan memori, berikut ini
gambaran anatomi fisik sel otak, neuron, ketika menyimpan informasi.
Dari gambar di atas, terlihat sel otak, neuron, dengan cabang-cabangnya
yang berhubungan dengan neuron lainnya. Jadi secara fisik saat otak kita
menyimpan satu informasi, maka neuron ini menjulurkan “tangan”nya
yang dalam istilah ilmiah disebut dengan dendrite. Saat informasi itu ingin
kita munculkan maka otak akan mengirimkan gelombang elektrik melalui
dendrite ke neuron lainnya dengan melewati celah kecil yang disebut
sinaps. Jaringan antar neuron inilah yang menyimpan informasi dan
memunculkan informasi yang kita inginkan.
Catatan model mind mapping, secara anatomi sama dengan
anatomi sel-sel otak. Selain itu catatan model ini juga mengadopsi cara
kerja otak kanan yang lebih “suka” terhadap bentuk, simbol, warna dan
gambar, sehingga lebih menarik bagi otak.
Secara sederhana Mind Mapping adalah metode mencatat yang
menggunakan bentuk-bentuk visual berupa gambar, warna dan symbol
dalam bentuk grafis dengan urutan radial atau melingkar.
Berikut salah satu contoh catatan mind maping :
cells_neuron_constellation_web.jpg Silahkan bandingkan dengan catatan konvensional yang selama ini sering kita gunakan, metode catatan outlining.
Berikut perbandingan catatan konvensional dan Mind maping
Catatan konvensional
Catatan Mind Maping
1.Hanya berupa tulisantulisan saja.
2.Hanya dalam satu warna.
3.Butuh lembaran yang banyak.
4.Untuk mereview ulang memerlukan waktu yang lama.
5.Statis dan membosankan.
6.Mengaktifkan fungsi otak kiri saja.
Urut dan detail
1. Berupa tulisan, symbol dan gambar.
2.Berwarna-warni.
3.Hanya butuh satu lembar.
4.Waktu untuk mereview lebih singkat karena hanya satu lembar.
5.Dinamis dan menarik bagi otak.
6.Mengadopsi fungsi otak kanan dan kiri. Urut dan Holistik (menyeluruh).
CARA MEMBUAT MIND MAPING.
Berikut tujuh langkah dalam membuat MIND MAPPING.
1.Ambil satu kertas kosong ukuran folio ataupun A4, lalu letakkan
dalam posisi horizontal.
2.Mulailah menulis atau membuat symbol tema sentral di tengah
kertas. Kenapa ? karena memulai dari tengah memberi ruang yang
cukup memadai bagi otak untuk menuliskan cabang-cabang dari
tema sentral ke segala arah.
3. Dari tema sentral, silahkan buat cabang-cabang berupa garis-garis
lengkung yang menghubungkan tema sentral dengan sub-sub tema, banyaknya cabang berdasar sub tema yang ada dalam tema
besar informasi yang akan kita catat.
4.Usahakan gunakan satu kata kunci dalam setiap cabang, jika
memungkinkan sertai kata kunci tersebut dengan symbol atau
gambar sebagai cantolannya.
5.Usahakan selalu gunakan gambar atau symbol saat anda
menuliskan tema sentral dan kata kunci-kata kunci sebagai sub
tema, kenapa ? Karena symbol dan gambar lebih menarik bagi otak
dan bisa memicu memori kita. 6. Gunakan warna-warna cerah saat anda membuat baik itu cabang,
gambar dan tulisan.
Warna juga akan menarik otak untuk
melihatnya.
7. Percantik mind maping anda dengan coretan-coretan warna-warni
dan symbol pemicu ingatan.
Jadi jika anda ingin membuat catatan Model Mind Mapping dari sebuah
tema, missal anda ingin membuat mind maping dari tema sentral berupa
DREAM sebagaimana terurai di buku ini, maka tahapannya adalah sebagai
berikut :
Setelah anda baca tema tentang DREAM bab 1 di buku ini, segera
temukan sub temanya lalu temukan juga kata kunci-kata kunci yang ada di
sub-sub tema tersebut, Jika memang ada informasi yang perlu dirinci di sub
tema, maka temukan kata kuncinya di rincian informasi tersebut. Lalu
silahkan buat Mind Mappingnya dengan tujuh tahapan seperti di atas. Agar anda terlatih, tantangan saya, silahkan manfaatkan lembar kosong berikut untuk membuat catatan mind mapping dengan tema sentral
EMOTIONAL MASTERY
Al kisah tersebutlah dua orang bersahabat yang sama-sama kuliah di Universitas yang sama, mereka menjalani aktifitas kuliah sebagaimana mahasiswa lainnya, hanya saja ada perbedaan yang cukup menonjol,satu mahasiswa, sebutlah si A, lebih tekun
dalam aktifitas akademik dan lebih berprestasi dari sisi indeks prestasi, si A ini
termasuk mahasiswa yang study oriented, sedang si B, meski prestasi
akademiknya biasa saja, normal, tapi dia lebih banyak aktif di dunia
organisasi, sering mengikuti kegiatan seminar, training dan terlibat di
berbagai kepanitiaan kegiatan kampus. Keduanya saling mengisi kekurangan masing-masing, si B, karena kadang harus meninggalkan kuliah, sering bertanya kepada si A, tentang bahan kuliah yang tidak dia ikuti, saat menjelang ujian, si B, lebih intens lagi
belajar kepada si A, begitu juga sebaliknya, si A, dengan sifat pendiam dan
“kurang gaul”nya sering minta nasehat dan curhat ke si B tentang berbagai
masalah yang dia hadapi, tentunya di luar masalah akademis. love.jpg Singkat cerita ke-2 sahabat ini, akhirnya sama-sama di wisuda, dan betul,
ada perbedaan indeks prestasi di antara mereka berdua, si A tentunya lebih
menonjol dibanding si B. Seperti mahasiswa kebanyakan, setelah lulus kuliah, mereka segera
mengajukan surat lamaran ke berbagai perusahaan yang membutuhkan
kompetensi mereka, jalinan persahabatan diantara mereka berdua
membuat mereka selalu bersama dalam mengirimkan surat lamaran,
hingga akhirnya keduanya diterima bekerja di sebuah perusahaan dengan
posisi yang sama hanya beda divisinya.
Beberapa bulan setelah mereka bekerja, mulai terlihat perbedaan
prestasi kerja diantara mereka, si A yang menonjol dari sisi akademis tetapi
kurang terlatih dalam menjalin sinergi dengan orang lain, kurang bisa
mengembangkan divisinya, dia merasa bekerja dengan orang-orang bodoh yang tidak bisa diajak bekerja sama, ide-ide dia seperti “menthok” hanya sampai di mulutnya, tidak terwujud di lapangan, jika sudah seperti ini dia sering curhat ke si B, Si B sendiri begitu cemerlang prestasinya, dia mampu
bersinergi dengan teamnya, menggali ide-ide brilian dari tiap anggota team yang dia pimpin dan bergerak bersama mewujudkan ide tersebut, hubungan antara anggota team berjalan begitu dinamis, kemampuan komunikasi dan leadership yang selama ini terbentuk melalui berbagai aktifitas kampus, menjadi bekal ketrampilan dia dalam mengorganisir team
kerja di divisinya. Si A, merasa sudah kehilangan semangat untuk bekerja di divisinya,
dia merasa tidak ada anggota team yang mampu memahami ide-ide
cemerlangnya, entah kenapa dia merasa nyaman tiap berinteraksi dan
mengemukakan idenya ke si B, hanya si B yang sepertinya bisa diajak
bicara, hingga ketika tidak banyak kemajuan yang dia capai, pimpinan
perusahaan memanggil dan memberi alternative pilihan kerja karena dia
sudah dianggap gagal memimpin divisinya.
Akhirnya dia meminta pimpinan
perusahaan untuk memindahkan posisinya menjadi anggota team yang
dipimpin si B, dia merasa enjaoy jika bekerja dengan si B. akhir dari kisah ini, si B yang kurang menonjol dari sisi akademis (Potensi IQ) akhirnya menjadi pimpinan si A, yang lemah di potensi emosionalnya.
Sahabat, memang kisah di atas hanya ilustrasi, tidak benar-bener
nyata, tetapi di kehidupan, benang merah kisah di atas “bertebaran”
dimana-mana. Kalau kita cermati beberapa fenomena dunia kerja, tidak
sedikit pimpinan perusahaan yang lemah prestasi akademiknya tetapi
mampu memimpin bawahannya yang lebih cerdas secara akademis.
Penjelasan ilmiah mengenai fenomena ini dengan sangat apik disampaikan
oleh sang penemu potensi emosional (EQ), Daniel Goleman, dalam salah
satu buku fenomenalnya “Emotional Question”
Dalam buku ini, Daniel Goleman menyajikan berbagai riset yang menunjukkan betapa pentingya potensi EQ (Cerdas emosi) dalam
menunjang kesuksesan seseorang, jauh melebihi peranan IQ (Cerdas
intelektual). Salah satu risetnya adalah penelitian terhadap sarjana lulusan salah
satu universitas terkemuka amerika tahun 1977, data-data lulusan ini,
diteliti, dibandingkan prestasi akademiknya, lalu ditelusuri perjalanan
hidupnya 20 tahun setelah lulus. Dan dari hasil penelusuran ini didapat
data yang cukup mencengangkan, dimana ternyata mahasiswa yang lulus
dengan prestasi akademik biasa-biasa saja, jauh lebih sukses diukur dari sisi
financial, hubungan social, keluarga dan berbagai bidang kehidupan lainnya
dibanding mahasiswa dengan prestasi akademik yang cemerlang. Kesimpulannya, untuk meraih sukses di kehidupan, peranan kecerdasan emosi jauh lebih tinggi dibanding kecerdasan intelektual.Sayangnya system pendidikan yang saat ini sedang berjalan, tidak banyak
memperhatikan potensi EQ, sangat sedikit pelajaran atau treatment lembaga pendidikan untuk melejitkan potensi EQ siswanya.
APAKAH KECERDASAN EMOSI ITU.
Secara definisi kecerdasan emosi adalah kemampuan seseorang untuk mengenali,mamahami dan mengelola kondisi emosi diri yang muncul untuk memberdayakan dirinya dan kemampuan mengenali,memahami dan mengelola kondisi emosi orang lain untuk menjalin hubungan yang saling memberdayakan. Jadi ada dua lingkaran pengaruh kemampuan ini, yaitu lingkungan internal, emosi diri, dan lingkungan eksternal, emosi orang lain. rock-climbing.jpg Beberapa ketrampilan penting dalam kehidupan bermuara pada
kecerdasan ini, yaitu ketrampilan komunikasi, negoisasi, menjalin hubungan dan leadership. Ketrampilan-ketrampilan inilah yang dimiliki oleh
orang-orang “biasa” yang “luar biasa”. Bill gates, Steve Jobs, Oprah winfrey,
Richard branson, Li ka sing (bahkan tidak lulus SD, tapi tercatat sebagai
orang terkaya di cina), Soichiro Honda, Abu rizal bakrie, A’a Gym, dan masih
banyak lagi deretan nama-nama orang besar dengan karya besar yang tidak
memiliki rentetan gelar akademis yang mentereng tapi mampu membangun kerajaan bisnis dengan mempekerjakan para professional
yang memiliki kualifikasi cemerlang dengan gelar yang berenteng.
KUASA EMOSI
Sahabat, tindakanlah yang akhirnya mengantarkan seseorang meraih
puncak prestasi, bukan sekedar tindakan, tetapi tindakan yang
konsisten, massif dan dengan strategi yang tepat. Orang-orang bersejarah
adalah mereka yang bertindak secara konsisten, tindakan yang tidak mudah
dihentikan hanya oleh 1,2 atau bahkan bersiap.gif
100 kali kegagalan.
Dan inilah yang menjadi titik pembeda antara mereka
dan orang-orang biasa. Di sinilah peranan emosi, jika anda cermati, apa kira-kira yang mendorong kita untuk melakukan sebuah tindakan ? apakah logika dan
pengetahuan?. Jika benar, kenapa para penghasil symbol kecerdasan IQ
(baca: gelar) tidak lebih sukses dibanding mereka yang tak bergelar ?
kenapa banyak orang pandai, berpendidikan tinggi dengan gelar se”abrek”tidak berhasil membangun sesuatu (saya tidak mengatakan semuanya lho). Jawabannya, bukanlah logika dan pengetahuan yang membuat kita bertindak. Coba pikirkan berbagai pertanyaan ini : hampir semua pelajar tahu, bahwa belajar adalah kunci sukses mereka, mereka faham bahwa dengan meluangkan waktu 2 s/d 3 jam sehari untuk belajar akan mampu mendorong prestasi akademik, tetapi berapa diantara mereka yang mau belajar ?, Semua orang pun paham bahwa olahraga rutin itu membantu menjaga kesehatan, tetapi berapa banyak yang benar-benar mau melakukannya?. Mendirikan usaha sendiri itu jalan utama yang menghantarkan seseorang meraih kesuksesan financial, semua orang
paham akan hal ini, tetapi berapa banyak yang akhirnya benar-benar berani
mengambil keputusan ini? Sebaliknya, tidak sedikit orang yang tahu bahwa
membuang waktu dengan nonton TV, ngegosip, main kartu, nge-game itu
tindakan yang menjauhkan kita dari prestasi, tetapi betapa banyak orang
yang masih tetap melakukannya?
Cermati hal-hal berikut ini, “Saya malas”, “Saya bête”, “Saya takut
gagal”, “Saya tidak berani”, “Bagaimana kalau nanti gagal”, inilah jawaban
yang sering kita kemukakan ketika kita tidak bertindak, Meski kita tahu,
tindakan itu baik untuk kita. Sekali lagi bukanlah pengetahuan dan logika
yang yang mendorong kita untuk bertindak atau tidak bertindak, kondisi
emosilah yang menghasilkan tindakan. Apa yang benar-benar kita rasakan
menentukan apa dan bagaimana kita melakukannya.
Kondisi emosi seperti, “senang”, “Percaya diri”, “bergairah”,
“bahagia” membuat kita bertindak hingga menuju kinerja puncak. Pada
waktu yang sama, kondisi emosi “takut”, “gelisah”, “tertekan”, “depresi”,
“bête”, akan melumpuhkan kita, hingga tidak ada tindakan yang kita
hasilkan.
Pernahkah kita mengalami satu hari dimana kita begitu bergairah,
begitu banyak pekerjaan yang mampu kita selesaikan, ide-ide mengalir
deras di pikiran, tubuh seakan tidak ada lelahnya, kita benar-benar berada
pada kinerja puncak ? Saya yakin, kita semua pernah mengalaminya, saat
itu kita benar-benar berada pada kondisi yang penuh sumber daya.
Pernahkah pula kita mengalami, suatu hari dimana segalanya tampak
kacau, jangankan tindakan besar, tindakan kecilpun tidak berhasil kita buat,
tubuh seakan tidak bertenaga ? saya yakin kita pun pernah mengalaminya.
Bagaimana hal ini bisa terjadi ?, padahal kita orang yang sama yang
memiliki alasan dan sumber daya yang sama. Perbedaannya adalah kita
sedang tidak berada pada kondisi yang penuh sumber daya.
Orang-orang besar dengan prestasi besar, adalah orang yang
memiliki sumber daya yang sama dengan kita, bedanya mereka mampu
menempatkan dirinya untuk selalu berada pada kondisi penuh daya,
kondisi bergairah dan kondisi emosi puncak, dengan secara konsisten
menghadirkan kondisi emosi positif seperti inilah yang membuat mereka
secara konsisten melakukan tindakan, tiap kali terjatuh, kondisi penuh
sumber dayanya membuatnya bangkit sekali lagi, memperbaiki tindakan,
bertindak lagi dan seterusnya hingga capaian puncak berhasil mereka raih.
BISAKAH KITA MENGENDALIKAN KONDISI EMOSI?
Dari manakah datanganya emosi, kita kah yang menciptakan atau keadaan? Cermati hal ini, saat anda merasa depresi, andakah yang menciptakan atau keadaan ? Saat anda merasa bersemangat,andakah yang memunculkan kondisi tersebut atau keadaan?, kebanyakan orang tidak secara sadar mengendalikan kondisi emosinya, ia biarkan keadaan di luar dirinya yang mengendalikan, saat gagal, sudah hampir pasti kondisi emosinya
turun drastic, begitu juga saat keberhasilan menyapa, entah kenapa tibatiba ia jadi bersemangat dan lebih percay Orang-orang yang menyerahkan kondisi emosinya pada keadaan di luar dirinya, cenderung berada pada “kerangka menyalahkan”, tiap kali dia
merasa kacau, selalu sesuatu atau keadaan yang ia jadikan kambing hitam,
“ia membuat saya frustasi”, “ia telah melukai hati saya”, “keadaan ini
membuat saya kacau”, “dia tidak bisa memotivasi saya”, “kegagalan inilah
yang membuat saya trauma” dll.
_41123030_daviscup 416.jpg
Di sinilah letak titip perbedaannya, jika kebanyakan orang menyerahkan kondisi emosinya pada sesuatu atau keadaan di luar dirinya, maka orang-orang sukses, berusaha menciptakan sendiri kondisi emosinya, mereka tidak mau dikendalikan oleh keadaan, jika mereka gagal, mereka dengan sadar memilih untuk tetap bersemangat, jika mereka dihina mereka memilih untuk tertawa, jika mereka dijatuhakn mereka memilih untuk bersabar dan instropeksi.
KUASA MEMILIH KONDISI EMOSI.
Salah satu anugerah istimewa yang ALLAH berikan pada manusia adalah kuasa
memilih, apapun yang terjadi pada diri kita,adalah pilihan, bahkan saat kita tidak
memilihpun, adalah pilihan, kita memilih untuk tidak memilih.
Artinya selalu ada
pilihan dari tiap keadaan yang dih Sebenarnya saat kita merasa frustasi, kitalah yang memilih untuk
frustasi, saat kita merasa dihina, kitalah yang memilih untuk merasa dihina,
artinya pada kondisi atau keadaan yang sama, selalu ada pilihan untuk
respon yang berbeda.
Saat kita dihina, kita bisa memilih respon lain
sehingga kita tidak merasa dihina, saat kita dibuat marah, kita bisa memilih
innovation. jpg respon lain, sehingga bukan marah yang keluar tetapi sebaliknya tertawa
dan bahagia. Jika kita pegang prinsip kuasa memilih, dimana “apapun dan
bagaimanapun keadaannya kita dengan sadar memilih respon yang ingin
kita pilih” maka saat itulah kecerdasan emosi kita mulai terbangun.
Dan
prinsip inilah yang menjadi kunci sukses orang-orang besar. Mulai sekarang coba hal ini, saat anda merasa frustasi, katakana pada diri “saya memilih frustasi”, saat anda marah, katakan “Saya memilih
untuk marah”. Apapun kondisi emosi yang muncul, selalu awali dengan self
talk “saya memilih kondisi ini”. Ini strategi sederhana untuk menyadarkan
pikiran kita tentang prinsip kuasa memilih, rasakan bedanya, ketika anda
selalu mengawali dengan memunculkan kuasa memilih ini.
KAITAN EMOSI DAN PRESEPSI.
“The map is not the therithory”, Peta bukanlah wilayah sebenarnya, istilah ini sangat popular dan menjadi satu prinsip dasar dari ilmu NLP,
Neuro Linguitic Programing, Ilmu ini adalah salah satu ilmu yang sangat efektif untuk membangkitkan kecerdasan emosional seseorang. The map is not the theritory,
menjelaskan bahwa presepsi kita akan sebuah kejadian bukanlah kejadian itu sendiri, hanya
sebuah presepsi menurut sudut pandang kita, dan ada banyak pilihan presepsi yang bisa kita
pilih dari satu kejadian, kemauan kita untuk memilih presepsi yang
memberdayakan kita, akan mempengaruhi bagaimana kondisi emosi kita.
Hal ini penting !! mengingat kondisi emosi adalah hasil dari presepsi yang
terbentuk di otak kita.
Lalu bagaimana presepsi terbentuk ?, presepsi adalah cara kerja
otak menyajikan kembali kejadian yang terjadi di sekitar kita, dalam bahasa
saya, presepsi dalah gambaran mental dari satu kejadian yang muncul di
otak kita. Jadi otak kita memiliki mekanisme untuk melakukan distorsi,
pistorius.jpg generalisasi, analisa, pembandingan dari setiap informasi atau kejadian
yang kita alami, mekanisme inilah yang membentuk presepsi kita.
Beberapa penyaring utama untuk melakukan mekanisme distorsi, generalisasi, pembandingan adalah pola-pola keyakinan, nilai, kebiasaan dan sifat yang sudah terbentuk di otak bawah sadar kita.
Hal inilah yang menyebabkan satu kejadian bisa dipresepsi berbeda oleh orang yang berbeda, satu contoh, dua anak pelajar sama-sama mendengar informasi bahwa hari ini pelajaran matematika ditiadakan karena gurunya lagi tugas ke luar, pelajar satu katakanlah si A, begitu senang sekali, bahkan sampai
sujud syukur he.. he…, karena dalam otak bawah sadarnya sudah terbentuk
pola bahwa matematika itu sulit dan bikin bête, pelajar satunya sebut saja
si B, sedihnya bukan main, karena baginya matematika adalah pelajaran
yang asyik dan menantang.
Perbedaan kondisi emosi yang muncul di antara dua anak pelajar di
atas disebabkan oleh presepsi yang terbentuk di otak mereka, dan presepsi
tersebut muncul diakibatkan adanya perbedaan pola keyakinan, nilai, sifat
yang terbentuk di otak bawah sadarnya. Kabar baiknya, apapun pola yang sudah terbentuk di otak bawah sadar kita, kita punya kuasa untuk memilih, memilih mempertahankan pola
tersebut atau mengubahnya.
STRUKTUR PRESEPSI MENGHASILKAN EMOSI.
Dalam kacamata ilmu NLP, ternyata presepsi memiliki struktur tertentu, mengingat otak berhubungan dengan dunia luar melalui ke-5 indra, dimana ada 3 indra dominan yang meneruskan informasi kejadian luar ke otak
kita, yaitu melalui penglihatan, aspek visual,melalui pendengaran, aspek audia, dan
indra perasa, aspek kinestetik, maka struktur presepsi atau istilah lainnya gambaran mental juga terdiri dari 3 aspek indrawi di atas. Memahami akan hal ini, akan memudahkan kita untuk mengkondisikan emosi, kemauan dan kemampuan kita mengubah struktur
presepsi atau gambaran mental akan mempengaruhi bagaimana kondisi
emosi kita, satu contoh: saya pernah mengalami kejadian yang sangat
menyakitkan hati, saat itu, dalam perjalanan ke kantor, saya hampir
menabrak seseorang, orang yang hampir saya tabrak ini kebetulan
berwajah dan berperangai temperamental, saya benar-benar “habis” kena
marahnya, seluruh umpatan bahasa kebun bintang keluar dari mulutnya,
beberapa saat setelah kejadian itu, perasaan saya “tidak karuan”, sedih,
psikologi.bmp dendam, gemes, campur aduk jadi satu, dan hal ini menempatkan saya
pada kondisi tak berdaya selama beberapa jam, saya jadi tidak “mood”
untuk melakukan sesuatu, bahkan sampai muncul rasa trauma yaitu saat
lewat jalan dimana kejadian itu terjadi, entah kenapa mood saya turun lalu
muncul perasaan “ndak karuan”.
Hingga akhirnya saya berkenalan dengan ilmu NLP, dalam kaca mata NLP yang saya pelajari, yang sebenarnya terjadi adalah sebagai
berikut : sesaat setelah peristiwa saya dimarahi, karena saya tidak dengan
sadar memilih gambaran mental yang ada di otak, maka otak menjalankan
program auto pilotnya, yaitu memutar kembali kejadian barusan melalui
gambaran mental di otak, dimana muncul wajahnya yang bengis (Visual),
kata-katanya yang pedas menusuk hati (auditori), tangannya yang
menuding-nuding dengan tajamnya (kinestetik), begitu seterusnya, hingga
munculah kondisi emosi yang tidak karuan tadi. Karena gambaran mental
seperti ini yang muncul, maka wajar jika mood saya turun.
Nah bisa anda bayangkan, dan ini yang kemudian saya lakukan,
ketika gambaran mental seperti di atas tampil, saya ubah dan manipulasi
gambarnya menjadi seperti ini: saat wajah bengisnya muncul, lengkap
dengan kumis dan matanya yang tajam, saya ubah wajahnya, kumisnya
saya hilangkan, matanya saya buat lembut dan mengoda dengan kerdipan
seperti waria, rambutnya saya panjangnya, bibirnya saya kasih lipstick, lalu
kata-katanya yang terdengar pedas, saya perlambat, saya kasih nada seperti suara wanita, tangannya yang menunjuk tajam, saya perlambat dan
saya ubah seperti gerakannya waria, pada saat saya membuat proses
mental seperti ini, mood saya berubah drastic, saya jadi tersenyum-senyum
sendiri, lalu tertawa.
Dan trauma saya otomatis hilang bahkan sekarang
tiap melewati jalan tersebut, saya bisa senyum-senyum sendiri, karena otak
saya memainkan gambaran lucu yang sudah saya buat seperti di atas.
Dengan mengubah struktur gambaran mental, kita bisa menjaga kondisi
emosi untuk tetap selalu positif.
Coba lakukan hal di atas, saat anda dihina, saat anda dimarahi, agar
hinaan atau marahnya seseorang kepada anda tidak merusak mood anda,ubah gambaran mental yang terjadi di otak anda dengan gambaran mental
yang membuat anda lebih berdaya, manipulasi wajahnya, manipulasi
suaranya, manipulasi gerakannya dan biarkan kondisi emosi anda tetap
stabil dalam kendali anda.
MENGATASI RASA MALAS BELAJAR.
Sekarang coba perhatikan, saat kita merasa malas belajar, pasti ada gambaran mental
tertentu di otak kita yang kita putar saat itu,mungkin di otak kita tergambar, bayangan betapa tidak enaknya belajar, bertemu dengan soal-soal sulit dll, mungkin juga tergambar aktifitas lain yang lebih menyenangkan, missal acara televisi yang saat itu lagi tayang, atau bahkan muncul gambaran si dia, seseorang yang sedang mengusik hati kita, dan biasanya ini mekanisme auto pi
Sekarang coba eksperimen berikut, saat anda marasa malas belajar, gambarkan di otak anda impian akademis yang sedang anda kejar
(tentunya anda harus punya impian dulu), buat gambaran dimana anda
telah mencapai impian tersebut, buat gambarannya demikan nyata di otak
anda, lalu katakan pada diri anda, kata-kata yang membuat anda begitu bersemangat, lalu saat anda merasa berada di kondisi puncak, buat
gerakan tertentu, mungkin bisa kepalan tangan meninju ke udara diiringi
kata-kata symbol semangat missal yes !!.. rasakan getaran emosi anda
sesaat, lakukan sekali lagi, bayangkan impain anda, buat gambarannya
begitu nyata dan saat emosi mencapai puncak, kepalkan tangan, tinjukan
ke udara dan teriakkan yes !!.. lakukan lagi antara 3 s/d 5 kali.
Saya yakin semangat anda akan membara dan menggelora. Jadi saat anda terserang penyakit M, “malas”, atau penyakit
B,“Bete”, di saat anda harus melakukan sesuatu, maka daripada anda turutin penyakit tersebut hingga anda terhalang untuk bertindak, maka lakukanlah hal di atas, duduk tegap, ambil napas teratur, lalu silahkan anda buat
gambaran mental yang akan membuat semangat anda bangkit dan
bergelora.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar