Dan terdapat rumah seluas 4000 meter persegi tepat berada di tengahnya, tergambar juga detail peternakan kuda tersebut, semua trak lintasan kuda, arena bertanding serta kandang kudanya, semuanya dia gambar dengan sangat jelas.
Sang ayah berdecak kagum, ada rasa bangga yang menyeruak di dadanya. Sejurus kemudian, dia pandangi anaknya yang masih tertunduk muram, lalu sang ayah mengelus rambut anak ini dan berkata : “Monty,
semua tergantung kepadamu, apa yang kamu tulis di lembar ini menyangkut masa depanmu, jika kau benar-benar menginginkannya terwujud, maka pertahankan karanganmu ini, biarkan cerita ini menjelma menjadi kenyataan di masa depanmu, jangan biarkan orang lain mengubah apa yang menjadi keinginan besarmu dan merampasnya
darimu” Kata-kata sang ayah laksana oase bagi sang anak yang bernama si monty ini, dengan senyum mengembang, monty memandangi lembar karangannya, semua gambaran indah di lembar itu seakan menjelma menjadi kenyataan di pikirannya dan dia bertekad tidak akan mengubah impiannya berapapun nilai yang akan diberikan gurunya.
Esoknya dengan wajah riang, monty menghadap gurunya, dia serahkan lembar-lembar karangannya tersebut ke gurunya tanpa merubahnya sama sekali, sang guru melihat sebentar lalu dengan wajah heran dia berkata pada monty,:
“ Monty, kenapa tidak kamu ubah karanganmu ini, apa yang kamu tulis dan gambarkan di lembar ini sama sekali tidak masuk akal, semuanya terlalu besar buat anak sepertimu,engkau hanya seorang anak yang terlahir dan hidup di keluarga miskin, mana mungkin kamu bisa mewujudkan ini semua, semuanya yang kamu tulis disini butuh biaya yang sangat besar dan tidak mungkin bisa engkau wujudkan” cerca sang guru.
Dengan masih mempertahankan senyum, monty menunjukkan
sebuah tulisan kecil yang dia tulis tadi malam di akhir karangannya, tulisan
itu berbunyi “Guru engkau boleh mempertahankan nilai E mu pada anacondazsepia karanganku ini, tetapi aku juga akan tetap mempertahankan karangan impianku ini dan mewujudkannya suatu saat nanti”.
Singkat cerita, setelah peristiwa itu, hari-hari monty dipenuhi dengan gairah, gairah untuk membuktikan bahwa dia sungguh-sungguh akan impiannya, gairah untuk memperlihatkan kepada guru dan semua
temannya bahwa dia tidak sedang berkhayal dan gairah ini memunculkan tekad yang kuat di dadanya.
Karangan dengan nilai E ini dia pajang di kamarnya, tiap bangun tidur dia lihat karangan ini dan segera gambaran indah akan masa depannya muncul dengan sangat jelas di pikirannya.
Tiap kali dia mendapat kesulitan, tiap kali dia tejatuh, tiap kali dia tertantang oleh keadaan, maka karangan ini seakan-akan membisikkan ke telinganya, “Monthy ,ingat suatu saat nanti semua yang kautulis di lembaran ini akan menjadi kenyataan”.
Begitulah hari-hari monty, hari-hari yang penuh gairah dan semangat, karangan itu telah menghipnotis dan akhirnya mengarahkan fokusnya, sehingga dia bisa melihat setiap peluang yang menuntunnya ke arah impiannya tersebut, menangkapnya dan memanfaatkan dengan baik peluang tersebut untuk menata potongan puzzle impian yang telah dia cipta.
Dan monty dewasa akhirnya berhasil meraih semuanya, yah semuanya, bahkan setiap detail yang tertulis dan tergambar di lembarlembar karangannya. Hingga di suatu sore yang cerah, monty besar terlihat sedang mengajak jalan-jalan seseorang yang tampak sudah lanjut usia di peternakannya yang sangat luas, tiap detail di peternakannya tersebut tak terlewatkan sama sekali, hingga sampailah mereka berdua di rumah monty yang terletak tepat di tengah peternakan luas tersebut.
Di dinding rumah ini tertempel rapi lembar-lembar impian monty yang ia tulis saat masih berusia 7 tahun, lelaki lanjut usia ini tampak berkaca-kaca melihat gambar dan tulisan di lembar karangan monty ini. Lalu dengan ucapan bergetar, lelaki ini berkata kepada monty yang telah sukses mewujudkan impian hidupnya : “Monty, sekarang bapak sadar bahwa tidak ada impian yang tidak mungkin jika dimunculkan dengan segenap hati, dan kali ini bapak mengaku salah telah pernah mencela impianmu dan merendahkan kemampuanmu dan mungkin ada begitu banyak impian murid-murid lainnya yang tanpa bapak sadari telah bapak curi dan lenyapkan”. Sahabat, kisah di atas adalah satu diantara jutaan kisah tentang dahsyatnya kekuatan dream atau impian.
Semua kisah penemuan– penemuan dahsyat di muka bumi ini, hampir selalu diawali dari sebuah impian yang bahkan semula dianggap hanya sebagai sebuah khayalan.
Penemuan pesawat terbang, awalnya adalah ‘khayalan’ dari dua orang muda bersaudara yang sangat ambisius, bahkan ketika begitu banyak orang yang meremehkan, mencemooh, menghina dan menganggap impian mereka hanya utopi dari orang-orang bodoh yang tidak memahami ilmu pengetahuan, (konon saat itu ilmu pengetahuan mengatakan bahwa tidak mungkin benda yang lebih berat dari burung bisa terbang), Wright bersaudara sang pemimpi ambisius ini tidak peduli, bahkan semakin banyak orang yang meremehkan impian mereka, semakin besar pula geloranya untuk mewujudkan impian tersebut.
Dan, waktu akhirnya membuktikan kepada dunia, bahwa impian yang besar bahkan yang dianggap ‘tidak mungkin-pun’ bisa menjadi kenyataan selama impian itu tidak “luntur” dan terus diperjuangkan. Wright bersaudara setelah berkali-kali gagal dan terjatuh akhirnya bisa menyempurnakan rancangan desain pesawat sederhana dan mampu terbang selama lebih dari 2 jam. Dan begitulah hampir semua ending kisah-kisah penemuan ‘luar biasa’ kemenangan akhir hampir selalu berada di pihak mereka yang memiliki impian-impian besar tersebut dan mau membayar harga dari semua proses untuk mewujudkannya.
Tiap kali dia mendapat kesulitan, tiap kali dia tejatuh, tiap kali dia tertantang oleh keadaan, maka karangan ini seakan-akan membisikkan ke telinganya, “Monthy ,ingat suatu saat nanti semua yang kautulis di lembaran ini akan menjadi kenyataan”.
Begitulah hari-hari monty, hari-hari yang penuh gairah dan semangat, karangan itu telah menghipnotis dan akhirnya mengarahkan fokusnya, sehingga dia bisa melihat setiap peluang yang menuntunnya ke arah impiannya tersebut, menangkapnya dan memanfaatkan dengan baik peluang tersebut untuk menata potongan puzzle impian yang telah dia cipta.
Dan monty dewasa akhirnya berhasil meraih semuanya, yah semuanya, bahkan setiap detail yang tertulis dan tergambar di lembarlembar karangannya. Hingga di suatu sore yang cerah, monty besar terlihat sedang mengajak jalan-jalan seseorang yang tampak sudah lanjut usia di peternakannya yang sangat luas, tiap detail di peternakannya tersebut tak terlewatkan sama sekali, hingga sampailah mereka berdua di rumah monty yang terletak tepat di tengah peternakan luas tersebut.
Di dinding rumah ini tertempel rapi lembar-lembar impian monty yang ia tulis saat masih berusia 7 tahun, lelaki lanjut usia ini tampak berkaca-kaca melihat gambar dan tulisan di lembar karangan monty ini. Lalu dengan ucapan bergetar, lelaki ini berkata kepada monty yang telah sukses mewujudkan impian hidupnya : “Monty, sekarang bapak sadar bahwa tidak ada impian yang tidak mungkin jika dimunculkan dengan segenap hati, dan kali ini bapak mengaku salah telah pernah mencela impianmu dan merendahkan kemampuanmu dan mungkin ada begitu banyak impian murid-murid lainnya yang tanpa bapak sadari telah bapak curi dan lenyapkan”. Sahabat, kisah di atas adalah satu diantara jutaan kisah tentang dahsyatnya kekuatan dream atau impian.
Semua kisah penemuan– penemuan dahsyat di muka bumi ini, hampir selalu diawali dari sebuah impian yang bahkan semula dianggap hanya sebagai sebuah khayalan.
Penemuan pesawat terbang, awalnya adalah ‘khayalan’ dari dua orang muda bersaudara yang sangat ambisius, bahkan ketika begitu banyak orang yang meremehkan, mencemooh, menghina dan menganggap impian mereka hanya utopi dari orang-orang bodoh yang tidak memahami ilmu pengetahuan, (konon saat itu ilmu pengetahuan mengatakan bahwa tidak mungkin benda yang lebih berat dari burung bisa terbang), Wright bersaudara sang pemimpi ambisius ini tidak peduli, bahkan semakin banyak orang yang meremehkan impian mereka, semakin besar pula geloranya untuk mewujudkan impian tersebut.
Dan, waktu akhirnya membuktikan kepada dunia, bahwa impian yang besar bahkan yang dianggap ‘tidak mungkin-pun’ bisa menjadi kenyataan selama impian itu tidak “luntur” dan terus diperjuangkan. Wright bersaudara setelah berkali-kali gagal dan terjatuh akhirnya bisa menyempurnakan rancangan desain pesawat sederhana dan mampu terbang selama lebih dari 2 jam. Dan begitulah hampir semua ending kisah-kisah penemuan ‘luar biasa’ kemenangan akhir hampir selalu berada di pihak mereka yang memiliki impian-impian besar tersebut dan mau membayar harga dari semua proses untuk mewujudkannya.
Realita bukanlah kenyataan, Realita adalah ilusi, hanya saja ilusi yang ngotot untuk diwujudkan (Albert Einstain).
KUASA IMPIAN Sahabat,
semua pencapaian selalu dihasilkan melalui serangkaian proses adalah usaha, proses adalah kerja keras, proses adalah do’a, proses adalah pengharapan, dan ruh dari usaha, ruh dari kerja keras, ruh dari do’a dan ruh yang memunculkan pengharapan adalah impian itu sendiri. BusinessManUnicycle.jpg Tanpa impian, kita tidak memiliki daya untuk melewati proses,
bahkan proses yang paling mudahpun seperti do’a dan pengharapan tidak
mungkin muncul ketika kita tidak memiliki impian, apalagi proses berupa
kerja keras dan keberanian untuk menantang segenap resiko dan kesulitan
yang siap menjatuhkan kita dalam melewati perjalanan mewujudkan impian.
Mereka yang tidak memiliki impian, akan menjalani hidupnya
begitu datar, hidup menjadi sekedar rutinitas, berangkat pagi pulang
petang dan akhir bulan menunggu penghasilan yang pas-pasan, tidak ada
gelora, tidak ada antusiasme, tidak ada passion and life become like a
zombie(dan hidup laksana zombie).
Dan saat kematian tiba, tidak ada catatan sejarah yang kita
tinggalkan, orang hanya mengenang kita sesaat setelah jenazah kita masuk
liang kubur, setelah itu nama kita hilang, lenyap seiring mulai lenyapnya
jasad kita ditelan bumi. “hidup tidak mencapai tujuan/Impian, adalah jauh lebih baik daripada hidup yang tanpa tujuan/impian”
Pangeran diponegoro dan para heroic pendahulu kita, nama dan kisah
hidupnya dikenang sampai sekarang, bukan karena mereka berhasil
mewujudkan impiannya membebaskan negeri ini dari cengkeraman
penjajah, sejarah mengatakan kepada kita kisah tragis akhir hidupnya, mati
karena siasat licik sang penjajah dan bangsa ini belum terbebaskan saat
jiwa mereka terbebas dari raganya, mereka gagal mewujudkan impiannya,
tetapi mereka berhasil menumbuhkan impian mereka di dada segenap
para penerus mereka, sehingga setiap orang yang mendengar kisah mereka
tergerak untuk menggenapkan proses yang menjadi syarat terwujudnya
impian tersebut. Pangeran diponegoro adalah gambaran orang-orang yang ‘kalah’ dalam pertempuran tetapi menang dalam peperangan dan semua berawal dari
impian.
BAGAIMANA IMPIANTELAH MERUBAH HIDUPSAYA
Seperti kebanyakan remaja bermasalah pada umumnya, saat kelas 2 smu saya menjalani kehidupan hampir tanpa sebuah harapan akan gambaran masa depan, yang ada adalah menikmati kesenangan-kesenangan sesaat dan rock-climbing.jpg terjebak pada pergaulan yang sama sekali tidak produktif.
Hari-hari hanya berpindah dari satu aktivitas rutin ke aktivitas rutin lainnya tanpa passion di dalamnya. Pulang sekolah mampir ke tempat billiard dan menghabiskan waktu hingga menjelang sore, bahkan tidak
jarang baru sampai rumah setelah malam tiba. Malam hari ‘nongkrong’ bersama teman-teman di kampung, bermain gitar,
mendendangkan lagu-lagu yang lagi ngetop sambil menggoda ‘cewekcewek’ yang lewat.Hingga tidak aneh jika prestasi belajar merosot tajam, klimaksnya saat naik ke kelas tiga, ranking saya menembus ‘lima besar’ dari belakang,
dari 37 siswa saya berada di ranking 34.
Alhamdulillah, ternyata kondisi ini meledakkan sebuah keinginan
yang begitu menggelora dalam dada, tepatnya setelah sang bunda tercinta, meneteskan air mata melihat prestasi akademik anaknya yang menggoreskan rasa sedih di dada.
Air mata tersebut mampu membakar semangat yang selama ini beku, menumbuhkan keinginan yang selama ini hilang, keinginan untuk melihat senyum sang bunda karena anaknya mampu berprestasi di sekolah, hingga tercetuslah sebuah impian mempersembahkan ranking 10 besar di kelas tiga. Impian ini mengubah hampir segalanya, mulai dari prilaku, kebiasaan,sikap, kerja keras dan bahkan kecerdasan dalam memahami pelajaran yang sebelum ini “malu-malu” untuk keluar. Impian ini juga meneguhkan satu komitmen yaitu apapun yang terjadi, pulang dari sekolah saya akan meluangkan waktu minimal 1 jam untuk belajar mereview pelajaran yang tadi diajarkan di sekolah.
Air mata tersebut mampu membakar semangat yang selama ini beku, menumbuhkan keinginan yang selama ini hilang, keinginan untuk melihat senyum sang bunda karena anaknya mampu berprestasi di sekolah, hingga tercetuslah sebuah impian mempersembahkan ranking 10 besar di kelas tiga. Impian ini mengubah hampir segalanya, mulai dari prilaku, kebiasaan,sikap, kerja keras dan bahkan kecerdasan dalam memahami pelajaran yang sebelum ini “malu-malu” untuk keluar. Impian ini juga meneguhkan satu komitmen yaitu apapun yang terjadi, pulang dari sekolah saya akan meluangkan waktu minimal 1 jam untuk belajar mereview pelajaran yang tadi diajarkan di sekolah.
Di kelas tiga saya menjelma menjadi sosok yang berbeda, saya menghindar dari pergaulan anak-anak tanpa harapan, saya duduk satu bangku dengan anak juara,bersahabat dengan dia dan meniru model belajarnya, menumbuhkan keyakinan yang sama dan berusaha mencontek strategi-strategi belajarnya.
Dan bagian tersulit dari semua proses mewujudkan impian ini adalah keluar dari lingkungan pergaulan ‘sesat’ dan menyesatkan, selalu Impian ini juga meneguhkan satu komitmen yaitu Apapun yang terjadi,pulang dari sekolah,saya akan meluangkan waktu minimal 1 jam untuk mereview pelajaran ada godaan untuk kembali ke lingkungan itu apalagi ketika ada olokan dari mereka “wah mukhlis sekarang jadi ‘alim’, jadi anak mama” dan ucapanucapan lainnya yang membuat hati tidak nyaman.Untungnya keindahan membayangkan impian tercapai dan bayangan penderitaan melihat air mata sang bunda menetes lagi, mampu memunculkan penangkal godaan dan cemoohan di atas.
Dan adakah penderitaan yang lebih besar dibanding melihat tetesan air mata sang bunda, tetesan air mata kesedihan, tetesan air mata kekecewaan, tetesan air mata kepedihan yang kesemuanya disebabkan oleh ulah kita?
Dalam hati, saya berkata “mungkin mereka tidak punya ibu seperti ibu saya yang pernah menangis karena saya, tetapi saya punya ibu yang pernah terlukai hatinya oleh saya dan saya berjanji tidak akan mengulanginya lagi” Sahabat, saya selalu percaya bahwa Allah selalu berpihak kepada mereka yang mau merubah nasibnya dengan usaha yang keras, strategi yang tepat, do’a yang khusuk dan ibadah yang sungguh-sungguh, dan inilah yang akhirnya Allah tetapkan pada saya saat itu, senyum indah itu akhirnya tersungging air mata kecewa, melainkan air mata bangga dan bahagia. Bahagia karena anaknya berhasil menggapai impian, bangga karena anaknya bisa membuktikan bahwa ia bisa berprestasi.
Tepat ranking 10, itulah yang akhirnya bisa saya persembahkan buat sang bunda. Impian masuk 10 besar yang akhirnya tercapai ini menumbuhkan impian baru yang selama ini seakan ragu untuk muncul, yaitu menaklukan persaingan masuk ke perguruan tinggi negeri berbasis teknologi paling bergengsi di Indonesia timur. Impian ini awalnya menjadi impian yang terlalu besar bagi saya, seorang anak yang selalu berada di barisan belakang dalam prestasi akademiknya, bahkan mereka yang hampir selalu masuk ranking 10 besarpun ragu-ragu untuk memimpikannya, hanya anak-anak juara saja yang berani menyatakan impian ini, termasuk teman sebangku, yang tidak kenal lelah mendokrinkan impian besar ini di kepala saya.
Dan dokrinnya benar-benar ‘bekerja’, impian yang awalnya hanya khayalan ini kembali menggelorakan semangat, meledakkan potensi dan mensuplai energy tiada habis untuk belajar dan belajar lagi.
Dan kembali Sang maha berkehendak memperlihatkan keadilan dan kasih sayangNYA, dari begitu banyak teman se-smu se-angkatan yang memilih ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember) sebagai calon mitra belajarnya melalui ajang seleksi UMPTN, hanya 2 orang yang akhirnya benar-benar lolos seleksi, satu adalah teman sebangku yang selalu ranking 1 dari kelas 1 s/d 3 smu, satunya anak yang selalu berada di ranking urutan paling belakang dan hanya sekali masuk 10 besar yaitu saat kelulusan saja dan sayalah orangnya. Sahabat, ibarat sebuah mobil, impian adalah pengemudianya, bahkan mobil secepat mobil-mobil F1 pun tidak akan bisa melaju dengan cepat jika tidak ada orang yang mengemudikan, menjalankan dan mengarahkannya. Mobil tersebut hanya akan diam di tempat menunggu mobil derek membawanya. Begitupun kita, meski kita dilengkapi dengan potensi dasar yang begitu dahsyat, kita tidak akan pernah meraih apapun dalam kehidupan ini jika kita tidak memiliki impian.
Dan bagian tersulit dari semua proses mewujudkan impian ini adalah keluar dari lingkungan pergaulan ‘sesat’ dan menyesatkan, selalu Impian ini juga meneguhkan satu komitmen yaitu Apapun yang terjadi,pulang dari sekolah,saya akan meluangkan waktu minimal 1 jam untuk mereview pelajaran ada godaan untuk kembali ke lingkungan itu apalagi ketika ada olokan dari mereka “wah mukhlis sekarang jadi ‘alim’, jadi anak mama” dan ucapanucapan lainnya yang membuat hati tidak nyaman.Untungnya keindahan membayangkan impian tercapai dan bayangan penderitaan melihat air mata sang bunda menetes lagi, mampu memunculkan penangkal godaan dan cemoohan di atas.
Dan adakah penderitaan yang lebih besar dibanding melihat tetesan air mata sang bunda, tetesan air mata kesedihan, tetesan air mata kekecewaan, tetesan air mata kepedihan yang kesemuanya disebabkan oleh ulah kita?
Dalam hati, saya berkata “mungkin mereka tidak punya ibu seperti ibu saya yang pernah menangis karena saya, tetapi saya punya ibu yang pernah terlukai hatinya oleh saya dan saya berjanji tidak akan mengulanginya lagi” Sahabat, saya selalu percaya bahwa Allah selalu berpihak kepada mereka yang mau merubah nasibnya dengan usaha yang keras, strategi yang tepat, do’a yang khusuk dan ibadah yang sungguh-sungguh, dan inilah yang akhirnya Allah tetapkan pada saya saat itu, senyum indah itu akhirnya tersungging air mata kecewa, melainkan air mata bangga dan bahagia. Bahagia karena anaknya berhasil menggapai impian, bangga karena anaknya bisa membuktikan bahwa ia bisa berprestasi.
Tepat ranking 10, itulah yang akhirnya bisa saya persembahkan buat sang bunda. Impian masuk 10 besar yang akhirnya tercapai ini menumbuhkan impian baru yang selama ini seakan ragu untuk muncul, yaitu menaklukan persaingan masuk ke perguruan tinggi negeri berbasis teknologi paling bergengsi di Indonesia timur. Impian ini awalnya menjadi impian yang terlalu besar bagi saya, seorang anak yang selalu berada di barisan belakang dalam prestasi akademiknya, bahkan mereka yang hampir selalu masuk ranking 10 besarpun ragu-ragu untuk memimpikannya, hanya anak-anak juara saja yang berani menyatakan impian ini, termasuk teman sebangku, yang tidak kenal lelah mendokrinkan impian besar ini di kepala saya.
Dan dokrinnya benar-benar ‘bekerja’, impian yang awalnya hanya khayalan ini kembali menggelorakan semangat, meledakkan potensi dan mensuplai energy tiada habis untuk belajar dan belajar lagi.
Dan kembali Sang maha berkehendak memperlihatkan keadilan dan kasih sayangNYA, dari begitu banyak teman se-smu se-angkatan yang memilih ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember) sebagai calon mitra belajarnya melalui ajang seleksi UMPTN, hanya 2 orang yang akhirnya benar-benar lolos seleksi, satu adalah teman sebangku yang selalu ranking 1 dari kelas 1 s/d 3 smu, satunya anak yang selalu berada di ranking urutan paling belakang dan hanya sekali masuk 10 besar yaitu saat kelulusan saja dan sayalah orangnya. Sahabat, ibarat sebuah mobil, impian adalah pengemudianya, bahkan mobil secepat mobil-mobil F1 pun tidak akan bisa melaju dengan cepat jika tidak ada orang yang mengemudikan, menjalankan dan mengarahkannya. Mobil tersebut hanya akan diam di tempat menunggu mobil derek membawanya. Begitupun kita, meski kita dilengkapi dengan potensi dasar yang begitu dahsyat, kita tidak akan pernah meraih apapun dalam kehidupan ini jika kita tidak memiliki impian.
CARA KERJA IMPIAN
Sahabat, hanya ada dua hal yang menjadi pertimbangan besar pikiran kita untuk mengarahkan semua potensi tubuh kita, kedua hal tersebut adalah
dorongan mendapat kenikmatan dan dorongan menghindari penderitaan.
Coba kita simak, hampir apapun keputusan kita untuk bertindak maka dorongan kenikmatan dan penderitaan inilah yang menjadi pertimbangan utamanya. Contoh kasus, kenapa sih kita begitu malas belajar, kenapa kita lebih suka menonton acara hiburan televisi, bermain sama teman, ngegosip dibanding belajar ? karena menurut pikiran kita, nonton TV itu jauh lebih nikmat dibanding belajar, ngegosip itu jauh lebih asyik dibanding belaj r dan belajar u lebih banyak penderitaannya dibanding aktivitasaktivitas di atas,sehingga wajar jika tubuh kita lebih memilih untuk nonton TV, bermain, ngegosip. Biasanya kita akan terpaksa belajar ketika esoknya ada ulangan, kenapa kita mau belajar?, karena menurut pikiran kita, bayangan dapat nilai jelek itu jauh lebih membuat kita menderita dibanding penderitaan belajar. Sehingga pikiran kita menghindari bayangan penderitaan mendapat nilai jelek tersebut dengan memaksa tubuh untuk belajar. sleep-learning.
Coba kita simak, hampir apapun keputusan kita untuk bertindak maka dorongan kenikmatan dan penderitaan inilah yang menjadi pertimbangan utamanya. Contoh kasus, kenapa sih kita begitu malas belajar, kenapa kita lebih suka menonton acara hiburan televisi, bermain sama teman, ngegosip dibanding belajar ? karena menurut pikiran kita, nonton TV itu jauh lebih nikmat dibanding belajar, ngegosip itu jauh lebih asyik dibanding belaj r dan belajar u lebih banyak penderitaannya dibanding aktivitasaktivitas di atas,sehingga wajar jika tubuh kita lebih memilih untuk nonton TV, bermain, ngegosip. Biasanya kita akan terpaksa belajar ketika esoknya ada ulangan, kenapa kita mau belajar?, karena menurut pikiran kita, bayangan dapat nilai jelek itu jauh lebih membuat kita menderita dibanding penderitaan belajar. Sehingga pikiran kita menghindari bayangan penderitaan mendapat nilai jelek tersebut dengan memaksa tubuh untuk belajar. sleep-learning.
Bagi anak-anak yang tidak merasa menderita dapat nilai jelek dan tidak merasa gembira dapat nilai bagus, maka dorongan belajarnya akan lemah, dia akan tetap memilih mencari aktivitas yang lebih
menggembirakan dibanding belajar meskipun besoknya ulangan.
Berbeda dengan anak yang memiliki impian yang sangat kuat untuk sukses di prestasi akademis, bayangan kenikmatan meraih prestasi kademis tersebut jauh lebih besar dan jauh lebih nikmat dibanding nonton TV atau bermain, hingga tubuh mampu mengalahkan dua aktivitas menggoda ini dan lebih memilih untuk menggapai impian dengan belajar.
Belajarpun menjadi aktifitas yang menyenangkan, karena sepanjang belajar bayangan akan impian itu terus bermunculan di kepala. Jika kita memahami hal ini, kita bisa memahami cara kerja impian dalam memotivasi tubuh dan pikiran kita, ketika kita memiliki impian, berarti kita telah merajut bayangan indah berbagai kenikmatan yang akan kita dapatkan ketika impian berhasil kita raih. Ketika kita mampu membayangkan berbagai kenikmatan akan keberhasilan dan berbagai penderitaan akan kegagalan, dan kita mampu membayangkannya di pikiran kita hingga ruh bisa merasakan kenikmatan dan kepedihan yang terkait di impian tersebut, maka impian kita akan menjelma menjadi daya dorong yang sangat kuat.
Berbeda dengan anak yang memiliki impian yang sangat kuat untuk sukses di prestasi akademis, bayangan kenikmatan meraih prestasi kademis tersebut jauh lebih besar dan jauh lebih nikmat dibanding nonton TV atau bermain, hingga tubuh mampu mengalahkan dua aktivitas menggoda ini dan lebih memilih untuk menggapai impian dengan belajar.
Belajarpun menjadi aktifitas yang menyenangkan, karena sepanjang belajar bayangan akan impian itu terus bermunculan di kepala. Jika kita memahami hal ini, kita bisa memahami cara kerja impian dalam memotivasi tubuh dan pikiran kita, ketika kita memiliki impian, berarti kita telah merajut bayangan indah berbagai kenikmatan yang akan kita dapatkan ketika impian berhasil kita raih. Ketika kita mampu membayangkan berbagai kenikmatan akan keberhasilan dan berbagai penderitaan akan kegagalan, dan kita mampu membayangkannya di pikiran kita hingga ruh bisa merasakan kenikmatan dan kepedihan yang terkait di impian tersebut, maka impian kita akan menjelma menjadi daya dorong yang sangat kuat.
Di sinilah muara tentang dahsyatnya cara kerja impian.
Impian akan membuka katup potensi diri yang sudah disediakan oleh sang Maha Pemberi, lalu potensi ini akan diarahkan ke satu tujuan yaitu impian tersebut.
Bahkan IMPIAN juga akan membuka potensi ALAM SEMESTA sehingga alam semesta akan bersinergi dengan kita demi mewujudkannya.Getaran energy IMPIAN kita akan menarik setiap orang, setiap kesempatan dan setiap peluang untuk mewujudkannya IMPIAN kita Bahkan impian juga akan membuka potensi alam semesta sehinggaalam semesta akan bersinergi dengan kita demi mewujudkannya. Getaran Energi impian kita akan menarik, setiap orang, setiap kesempatan dan setiap peluang untuk mewujudkan impian kita. Impian adalah sumber motivasi, energy dan daya yang membuat pikiran, tubuh dan ruh kita mau bersinergi melewati seberat apapun proses yang Tiap kita terpukul, terjatuh dan gagal dalam melewati proses, maka impian akan memberikan kekuatan kepada kita untuk bangkit lagi dan bangkit lagi, tidak peduli seberapa banyak kita harus terjatuh dan gagal, selama impian masih menggelora dalam dada, maka pikiran, tubuh dan ruh kita akan kembali bangun dan mengatakan kepada dunia:
Bahkan IMPIAN juga akan membuka potensi ALAM SEMESTA sehingga alam semesta akan bersinergi dengan kita demi mewujudkannya.Getaran energy IMPIAN kita akan menarik setiap orang, setiap kesempatan dan setiap peluang untuk mewujudkannya IMPIAN kita Bahkan impian juga akan membuka potensi alam semesta sehinggaalam semesta akan bersinergi dengan kita demi mewujudkannya. Getaran Energi impian kita akan menarik, setiap orang, setiap kesempatan dan setiap peluang untuk mewujudkan impian kita. Impian adalah sumber motivasi, energy dan daya yang membuat pikiran, tubuh dan ruh kita mau bersinergi melewati seberat apapun proses yang Tiap kita terpukul, terjatuh dan gagal dalam melewati proses, maka impian akan memberikan kekuatan kepada kita untuk bangkit lagi dan bangkit lagi, tidak peduli seberapa banyak kita harus terjatuh dan gagal, selama impian masih menggelora dalam dada, maka pikiran, tubuh dan ruh kita akan kembali bangun dan mengatakan kepada dunia:
CIPTAAN MENTAL SELALU MENDAHULUI CIPTAAN FISIK.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar