Apa sih keyakinan itu ?,
seringkali ketika pertanyaan ini saya ajukan di berbagai kesempatan training yang membahas tentang hal ini, maka ada
keheningan sesaat, sulit sekali mencari definisinya, biasanya jawaban yang muncul adalah, kepercayaan!, apakah sama antara keyakinan dan kepercayaan ?, ebih besar mana intensitas ‘rasa’nya, orang yang mengatakan: “Saya YAKIN !!” dengan “Saya PERCAYA!!”. Pasti beda, kalimat =yakin, jauh lebih tinggi intensitasnya. So,apa definisi keyakinan? Secara sederhana, keyakinan adalah salah satu bentuk perasaan, rasa yang PASTI akan sebuah ide, jadi pada saat kita yakin akan sesuatu hal, maka itu adalah sebentuk rasa pasti akan hal tersebut, semakin tinggi rasa pasti yang muncul, semakin kuat tingkat
keyakinannya.
Tahun 2002 lalu, Indonesia digegerkan oleh rentetan peristiwa luar biasa yang terjadi di sebuah pulau nan sangat indah dan menjadi ikon pariwisata Indonesia, Bali. Di salah satu keadian, seorang pemuda dengan memakai rompi berisi bom, masuk kesebuah cafĂ© dan tiba-tiba “Blaarr…!” pemuda ini meledakkan dirinya sesaat setelah masuk dalam kafe. Bisa anda
bayangkan kira-kira apa yang ada di benak pemuda ini, hingga ia nekat melakukan sebuah tindakan yang dia tahu pasti akan mengakhiri hidupnya.Yah.. pemuda ini merasa sangat pasti jika ia mengakhiri hidupnya
dengan jalan seperti ini, maka dia akan segera merasakan nikmatnya surga. Rasa pasti ini tidak dipertanyakan lagi oleh sisten syarafnya, bulat! tanpa keraguan sama sekali, hingga tidak aneh dia berani mengambil keputusan melakukan tindakan yang menurut kebanyakan orang sebagai tindakan konyol. Keyakinan adalah rasa pasti!, jadi jika anda yakin bisa kuliah di
kedokteran, maka itu sebenarnya adalah anda merasa pasti bisa menaklukan jurusan penuh persaingan ini. So jika ada pertanyaan bagaimana membangun keyakinan, maka pertanyaan itu sama dengan bagaimana meningkatkan rasa pasti di dada kita akan suatu ide.
Imam hasan al banna, seorang tokoh besar pergerakan islam abad ini, pendiri sebuah pergerakan islam fenomenal, Ikhwanul muslimin pernah mengatakan bahwa iman (baca keyakinan) adalah jika ada 1 orang jujur mengatakan kepada anda bahwa di sebuah daerah ada pulau yang indah, lalu datang lagi 2 orang jujur mengatakan hal yang sama, jika
kemudian ada 10 orang jujur lagi yang mengatakan hal yang sama kepada anda, maka saat itu muncul rasa pasti atau akan terbangun keyakinan yang kuat di diri anda bahwa di daerah itu ada pulau yang indah. Meskipun anda sendiri belum melihatnya secara langsung. Jadi yang perlu anda lakukan saat ingin meningkatkan keyakinan diri anda akan sebuah capaian atau impian adalah dengan memperbanyak bukti dan alasan yang mendukung diri anda, semakin banyak bukti atau alasan atau ide yang mendukung diri anda, semakin kuat keyakinan yang terajut di benak anda.
Keyakinan awalnya adalah sebuah ide ide ini adalah salah satu bentuk presepsi yang ada di otak anda. Ide ini menjadi kuat dan menimbulkan rasa pasti jika ide ini didukung oleh alasan atau bukti, semakin banyak alasan atau bukti yang menjadi kaki pendukung ide tersebut, semakin kuat rasa pasti yang muncul di benak, hingga terciptalah
sebuah keyakinan.
Keyakinan yang terbentuk tidak selalu benar secara mutlak. Keyakinan bukanlah fakta yang terjadi, keyakinan tidak lebih dari presepsi, opini dan generalisasi yang kita buat sebagai respon terhadap dunia yang kita alami. Hampi setiap keyakinan yang kita pegang sekuat apapun keyakinan itu, maka akan ada orang yang keyakinannya berbeda bahkan 180 derajat perbedaannya. Misal : kita meyakini matematika itu pelajaran yang sulit, maka ada juga orang yang meyakini secara berbeda, mereka mengatakan dan meyakini, matematika itu pelajaran mudah dan mengasyikkan. Jika anda meyakini hidup ini berat dan melelahkan maka akan ada orang yang keyakini hidup ini asyik dan menggairahkan. Jadi, masalahnya tidak terletak pada benar atau salah, akurat atau tidak akurat keyakinan yang kita miliki. (Ada banyak keyakinan yang sama sekali tidak akurat, tetapi karena kaki pendukungnya ini kuat, maka keyakinan yang tidak akuratpun bisa menjadi realita). Masalahnya terletak apakah keyakinan kita memberdayakan kita atau malah melemahkan kita ?, jika ide dasar keyakinan kita tersebut memberdayakan kita –meskipun tidak akurat- maka inilah yang kita pegang.Contoh:“Apapun yang terjadi dalam kehidupan saya, adalah tanggung jawab saya”, ide ini bisa kita jadikan keyakinan yang memberdayakan.Apakah ide ini benar ?, apakah benar bahwa setiap kejadian yang menimpa kita adalah bagian dari tanggung jawab kita ?, Wallahu a’lam. Tapi dengan memegang ide ini menjadi sebuah keyakinan, akan membuat kita LAMP10 bertanggung jawab pada nasib dan arah perjalanan hidup kita dan jelas ! ini lebih memberdayakan kita.
Berikut adalah langkah-langkah meningkatkan keyakinan diri yang memberdayakan :
1. Tulis sebanyak mungkin kisah-kisah sukses yang pernah anda alami dan saat anda menuliskannya, usahakan hadirkan lagi kisah itu dalam benak anda, lebih powerfull, jika anda libatkan emosi anda saat menghadirkan kisah sukses tadi.
2. Tuliskan sebanyak mungkin, karunia atau hal-hal positif yang Tuhan berikan pada diri dan kehidupan anda, keluarga yang harmonis mungkin, teman yang baik-baik, dll.
3. Tuliskan sebanyak mungkin, hal-hal atau alasan yang mendukung keyakinan bahwa anda berhak untuk meraih apapun yang anda inginkan.
4. Tuliskan dan ceritakan kisah sukses seseorang yang pernah dan sedang menginspirasi diri anda untuk meraih sukses, lalu katakan pada diri anda “Jika mereka BISA, maka sayapun pasti BISA !!”.
5. Lalu lakukan teknik AFIRMASI dengan kata-kata positif yang mendukung keyakinan anda. Sampai di sini anda sudah belajar dua factor utama penentu sukses, Goals dan keyakinan, jika anda telah berkomitmen untuk mencipta goals yang menggairahkan dan anda telah meniti langkah-langkah membuat keyakinan yang lebih memberdayakan maka di bab selanjutnya anda akan memahami bahwa anda memiliki potensi dan sumber daya yang luar biasa yang semua dikomando oleh organ kecil dengan berat tidak lebih dari 2 kg. organ itu adalah ….
From: Learning Revolusion
Uploud DBy: Nuril Anwar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar